Jenggot Anda Secara Diam-diam Mengirimkan Sinyal Ini ke Orang Lain

Rambut tubuh merupakan topik hangat yang diperdebatkan di dunia modern. Sebagian orang menganggapnya menarik, dan sebagian lainnya tidak. Khususnya terkait jenggot, sebuah studi tahun 2020 yang dilakukan oleh University of Queensland menemukan bahwa wanita pada umumnya lebih menyukai pria dengan ciri-ciri maskulin, termasuk rambut wajah. Meskipun setiap wanita berbeda, sebagian menganggap janggut tebal sebagai jenis rambut wajah yang paling menarik, sementara yang lain lebih menyukai jenggot yang lebih tebal. Meski demikian, rambut wajah lebih dari sekadar atribut fisik. Jenggot dapat mengungkapkan banyak hal tentang seseorang dan bahkan dapat membantu mengomunikasikan aspek-aspek perilaku dasar manusia, yaitu agresi dan status sosial.

Iklan

Para peneliti telah mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan tujuan pertumbuhan jenggot pada manusia setelah berkurangnya rambut tubuh secara keseluruhan dibandingkan dengan nenek moyang primata kita. Beberapa ahli berpendapat bahwa jenggot berevolusi sebagai sarana untuk mengatur suhu internal, sementara yang lain berpendapat bahwa jenggot membantu melindungi dari paparan sinar ultraviolet (UV), sebagaimana dibuktikan oleh sebuah studi tahun 2006 yang diterbitkan dalam Cancer Causes & Control. Namun, lebih mungkin bahwa jenggot berevolusi melalui seleksi seksual, menurut sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Behavioral Ecology, sebagai cara untuk memberi sinyal ancaman, status, dan dominasi.

Jenggot mengomunikasikan agresi dan kompetisi

Menumbuhkan jenggot lebih dari sekadar peningkatan estetika pada penampilan fisik seseorang. Ya, jenggot dapat mengungkapkan banyak hal tentang daya tarik Anda sebagai pasangan, tetapi jenggot juga berfungsi sebagai bentuk komunikasi wajah yang digunakan untuk memberi sinyal perilaku kepada pria lain. Misalnya, studi tahun 2012 menemukan bahwa jenggot berperan dalam komunikasi non-verbal dan, dari perspektif evolusi, memberi sinyal agresi terhadap pria lain. Peneliti menemukan bahwa ketika peserta pria diperlihatkan foto pria dengan ekspresi wajah marah — satu dengan jenggot penuh dan yang lainnya dicukur bersih — para peserta menganggap pria berjanggut lebih agresif.

Iklan

Oleh karena itu, para peneliti menduga bahwa jenggot menonjolkan ekspresi wajah yang marah, sehingga menumbuhkan rambut wajah sama saja dengan menggunakan taktik intimidasi agar tampak lebih mengancam dan agresif di mata pria lain. Dalam praktiknya, hal ini mungkin berguna untuk mencegah pria pesaing bersaing dengan mereka. Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Evolution and Human Behavior juga menunjukkan bahwa jenggot meningkatkan cara pria lain memandang ukuran rahang dan panjang wajah, yang akan membuat ekspresi wajah dan perilaku yang mengancam tampak lebih mengintimidasi.

Rambut wajah menunjukkan status sosial, kebijaksanaan, dan dominasi

Selain meneliti bagaimana jenggot memengaruhi persepsi persaingan, kelompok pakar yang terlibat dalam studi tahun 2012 juga menemukan bahwa orang mengasosiasikan pria berjanggut dengan status sosial dan dominasi yang lebih tinggi daripada pria yang bercukur bersih. Jika Anda melihat karakter dalam media populer, seperti Gandalf dari “The Lord of the Rings” dan Obi Wan Kenobi dalam “Star Wars,” ada pola yang jelas di mana kita melihat berbagai pria bijak dan terhormat yang semuanya memiliki jenggot penuh. Karakter lain dalam cerita ini memandang pria berjanggut sebagai pembimbing dan pendukung, dan studi tersebut menunjukkan bahwa asosiasi bawah sadar ini berakar pada tujuan evolusi jenggot.

Iklan

Meskipun lebih banyak pria yang mengaitkan wajah berjanggut dengan status sosial daripada wanita, hasilnya menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, orang menganggap pria berjanggut lebih dominan daripada mereka yang tidak berjanggut. Temuan serupa muncul dalam sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences, yang menemukan bahwa wanita menganggap pria dengan janggut penuh lebih maskulin dan dewasa secara sosial. Pada akhirnya, penelitian yang berpusat pada janggut ini menunjukkan bahwa menumbuhkan rambut wajah tidak hanya menambah status sosial Anda tetapi juga membuat Anda tampak lebih mengancam bagi orang lain. Saat ini, kebutuhan untuk mengomunikasikan agresi dan dominasi dalam lingkungan sosial tidak lagi relevan dan tentu saja bukan sifat paling menarik yang dapat dimiliki seorang pria, tetapi itu mungkin masih memberi Anda poin tambahan dalam dunia kencan.

Iklan